Bagi Anak Perempuan, Ditinggalkan Ayah adalah Patah Hati Terhebat




Setiap anak perempuan yang terlahir di dunia memiliki sosok lelaki pertama yang dicintainya pertama kali. Siapakah dia? Ayah. Mengapa demikian? Ayah adalah laki-laki pertama yang akan memelukmu erat dan memberimu kasih sayang selayaknya orangtua pada umumnya. Seiring pertumbuhan dan perkembanganmu, girls, ayah juga mulai mengembangkan sifat lelaki yang akan lebih protektif alias melindungi. Tak jarang berlaku lebih diktator daripada seorang ibu yang penuh dengan kelembutan.
Banyak anak perempuan menganggap itu sebagai hal yang menyebalkan, di mana ada saatnya kita ingin merasakan juga makna kebebasan, tidak perlu ditunggu saat pulang lebih malam dari biasanya, tidak perlu diinterogasi jika ingin ngedate dengan pacar atau gebetan, tidak perlu dibatasi untuk ikut kegiatan ekstrakulikuler, dan sebagainya. Percayalah, girls, saat kamu merasa betapa menyebalkannya aturan dari seorang ayah, di luar sana juga ada banyak anak perempuan yang justru mencari sosok ayah yang abu-abu di kehidupannya.
Tulisan ini ingin sedikit menggambarkan bahwa patah hatinya seorang anak perempuan yang kehilangan sosok ayah itu, berkali lipat lebih parah daripada sekedar putus dengan pacar pertama.

1. Dad, i m your baby girl! Don t you remember?

Don’t you remember i’m your baby girl? 
How could you push me out of your world?
Lied to your flesh and your blood..
Put your hands on the ones that you swore you loved
How could you throw me right out of your world?
You’re hopeless.
For the love of a daughter – Demi Lovato
Coba deh, dengerin lagu di atas. Lagu dengan lirik yang begitu menyayat ini tepat sekali menggambarkan bagaimana luka batin dari seorang perempuan dengan ayah yang tidak bisa diharapkan dan diandalkan.

Bagaimana bila sosok yang diharapkan menjadi panutan justru menyingkirkan dan mengabaikanmu dari dunianya?

Berdusta terhadap darah dagingnya sendiri dan menekanmu, anak yang katanya dia cinta. Dan kamu sebagai anak hanya merasa ingin meninggalkannya, tapi kamu tak pernah dapat melepasnya, karena darahnya mengalir di darahmu juga. Bahkan kamu akan merasa seperti berdusta jika harus mengatakan kamu mencintainya. 

2. I have no place to go, Dad.

Hal ini mungkin tidak diketahui banyak orang, bahwa kehilangan sosok ayah bukan masalah yang berdiri sendiri dan sedikit/banyak akan mengakibatkan runtutan masalah yang lain. Kita mungkin dapat berkaca pada beberapa orang yang kita kenal mengalami perpecahan keluarga dan berbuntut dengan beberapa permasalahan pribadi lainnya. Mengapa demikian?
Salah satunya adalah karena tumpukan perasaan yang terpendam. Di mana seorang anak perempuan biasanya akan lebih manja terhadap ayahnya, bahkan tak jarang dari mereka ingin memiliki jodoh yang memiliki sifat-sifat yang sama dengan ayahnya. Tapi yang justru dialami adalah bagaimana kamu menguatkan dirimu sendiri atau mungkin bersama seorang ibu yang juga membutuhkan penguatan.
Bagaimana bila kamu merasa tidak memiliki tumpuan untuk mengadu, merasa kepalamu hampir pecah dan hatimu sangat lelah, tetapi tidak ada seorang ayah yang bertanya tentang apa yang kamu rasakan atau bahkan berjanji bahwa keadaan akan membaik?
Perasaan demikian bukan hanya sehari atau dua hari, tetapi terus berlanjut tanpa kamu tau kapan akhirnya. Hingga kamu lelah mencari di mana tempat untukmu yang sebenarnya, di mana home sweet home yang dipamerkan anak-anak muda untuk berleha-leha saat weekend.

3. Lost hope, Lost dream

To be hurt, to feel lost, to be left out in the dark,
To be kicked when you’re down,
To feel like you’ve been push arround
To be on the edge of breaking down and no one’s there to save you..
Simple Plan-Welcome to my life
Tak jarang rasanya seperti kehilangan harapan dan mimpi-mimpi yang berusaha dibangun ke dunia nyata. Begitu indah semua hal tersebut dalam genggaman rencana di masa depan, tetapi justru menjadi pasir yang semakin kencang digenggam, semakin mudah bertebaran keluar. Tak ubahnya mimpi buruk yang tak pernah diminta hadirnya, namun muncul begitu saja dalam tidur.
Ketika semua orang menyatakan dukungan, prihatin, dan sebagainya, tapi tidak ada satupun yang dapat mengutuhkan hatimu kembali.
Ketika semua orang memberi jaminan untuk memberimu tempat yang aman, tetapi sebenarnya kamu tidak merasa merasa nyaman. Ketika semua orang menyatakan kamu harus kuat, padahal kamu tau bahwa saat ini kamu sudah lebih kuat seribu kali saat kamu merasakan hal yang sama pertama kali. 

4. It was a tragedy!

Tell me the truth! Did you ever love me, dad?
Rasanya pertanyaan di atas yang berkali-kali merasuki kepalamu untuk mendapatkan jawaban. Di saat itu mungkin kamu akan dikonfrontasi oleh logika dan akal sehatmu, bila jawaban pertanyaan itu adalah ‘iya’ lalu mengapa dia tega? Dan begitu seterusnya. Semuanya terasa tragic, terasa bagaikan sebuah tragedi yang mengubah hidupmu secara keseluruhan. Namun di saat yang sama kamu tau bahwa kamu harus terus tumbuh dan berkembang, dengan atau tanpa sosok itu. Sosok yang bahkan harus kamu cari dan ada saat kamu menikah, yang akan menjadi wali pernikahanmu.

5. Please, help! Not judge.

Please, stop bullying! Sahabat Hipwee, banyak penelitian yang membuktikan bahwa sebagian korban bullying adalah anak-anak yang bermasalah di dalam rumah. Posisikan diri kamu yang merasakan poin-poin sebelumnya di atas, yang sebenarnya semua perasaan itu tidak akan pernah kamu rasakan kecuali kamu ada dalam posisi yang sama. Pun kamu sadar pasti tidak akan ada orang yang ingin mencicipi sedikit perasaan itu. 
Tidak ada gunanya menghakimi kehidupan orang lain. Tidak ada gunanya! Please, be wise. Jika kamu punya kehidupan yang begitu bahagia, akan lebih bijaksana jika kamu mampu membagikan kebahagiaan itu dengan orang lain, dengan cara berlaku ramah dan menyenangkan.  

Toh, hal yang tidak pernah merugikan adalah membahagiakan orang lain, kan?

Well, gambaran di atas dibuat bukan sama sekali untuk menunjukkan betapa muramnya ada di posisi tersebut, namun untuk dapat menjadikan alasan bersyukur jika kita mendapat kehidupan yang indah di dalam rumah dan utuh sebagai kesatuan keluarga. Karena untuk diketahui, perasaan seperti di atas berlangsung lama dan berulang, apalagi jika mengalaminya di usia muda, di mana ini harus diubah menjadi pelajaran berharga, bukan pengalaman traumatic.

Tulisan ini adalah bentuk dukungan dari penulis terhadap seluruh anak yang merasakan hal tersebut, bahwa apapun perasaannya sesungguhnya you are not alone, ada anak-anak lain yang juga berada di posisi yang sama. Percayalah bahwa apa yang saat ini dirasakan akan dibalas oleh Tuhan kelak dengan bahagia, jika kamu sabar dan tegar. Percayalah bahwa kamu akan memperoleh cinta ribuan kali lebih besar kelak, terlebih ketika kamu bertemu lelaki yang menjadi jodohmu, lelaki beruntung yang akan menerima seluruh kasih sayang dan cintamu yang mungkin tidak tersalurkan di masa lalu. 

Life always offers you a second chance! So, let your self move to the next chapter in life, don't remain stuck on the same page!

-Anonymous

Ingatlah bahwa hidup akan selalu menawarkanmu kesempatan kedua, akan ada saatnya di mana kamu harus mengambil kesempatan untuk melupakan kesedihan dan membangun kebahagiaan meski sekecil apapun. Biarkan hidupmu terus beranjak ke bagian hidup yang selanjutnya, dan jangan pernah menutup kesempatan yang ada, hanya karena kamu terlalu lelah mengejar bahagia dan berhenti di halaman kesedihan. Bila lelah berlari, kamu harus sanggup berjalan!

close