Apakah anda acapkali merasa marah tanpa terkendali pada pasangan atau anak anda , padahal sebenarnya mereka tidak punya salah pada anda?
Seringkah anda marah pada orang lain serta kemudian menyesalinya?
Dulu anda adalah seorang yang penyabar tapi sekarang jadi mudah emosi mudah murka , serta anda tidak tahu apa penyebabnya?
Jika Jawaban anda YA untuk jawaban diatas, maka kemungkinan besar anda mempunyai emosi marah yang berlebihan.
Berikut ada dua macam tips mengurangi dan menghilangkan emosi. Moga-moga aja bisa membantu.
Tips #1 : RELAKSASI!
5 detik pertama.
Ketika emosi terasa mulai nggak bisa dikendalikan, segera kepalkan kedua telapak tangan. Ambil napas panjang, lalu buka perlahan-lahan kepalan tersebut saat menghembuskan napas.
10 detik berikutnya.
Tarik napas sambil mengangkat bahu tinggi-tinggi, kemudian tahan. Turunkan bahu pelan-pelan waktu menghembuskan napas. Ketika menurunkan bahu itu, rasakan kalo kita melepas semua beban yang sedang kita pikul.
30 detik kemudian.
Kombinasikan gerakan kepala ke kanan dan ke kiri. Tujuannya untuk merelakskan otot pada tungkai leher.
45 detik selanjutnya.
Duduk di kursi, pejamkan mata, terus tempelkan telapak kaki di lantai. Bayangkan segala sesuatu di sekitar kita sedang berputar kencang. Lalu katakan, "STOP!", sambil menghentakkan kaki. Ketika ini dilakukan, kita bakal merasakan bahwa segala yang mengganjal di hati lo harus hilang or pergi menjauh. Next, ambil napas dalam dan hembuskan.
60 detik terakhir.
Ingat kata positif yang mendeskiripsikan diri lo sebanyak-banyaknya. Misalnya: gue baik, pinter, supel, NGGAK GAMPANG MARAH…. Tujuannya bukan buat narsis-narsisan sih. Tapi biar kita ingat aja, kalo diri kita sangat berharga!
Duduk di kursi, pejamkan mata, terus tempelkan telapak kaki di lantai. Bayangkan segala sesuatu di sekitar kita sedang berputar kencang. Lalu katakan, "STOP!", sambil menghentakkan kaki. Ketika ini dilakukan, kita bakal merasakan bahwa segala yang mengganjal di hati lo harus hilang or pergi menjauh. Next, ambil napas dalam dan hembuskan.
60 detik terakhir.
Ingat kata positif yang mendeskiripsikan diri lo sebanyak-banyaknya. Misalnya: gue baik, pinter, supel, NGGAK GAMPANG MARAH…. Tujuannya bukan buat narsis-narsisan sih. Tapi biar kita ingat aja, kalo diri kita sangat berharga!
*Cek deh: *
Tips #2
Step 1: Go away!
Kalo emosi udah melesut sampe ke ubun-ubun, yang paling gampang menjauhkan diri sejenak dari situasi yang bikin emosi tersulut itu. Biasanya "atmosfer" yang berbeda bisa sedikit membawa ketenangan, tuh.
Step 2: Alihkan perhatian.
Kalimat ini pasti udah sering kita denger dari jaman TK. Dulu, kalo kita lagi ngambek guru biasanya langsung memindahkan perhatian dari satu aktivitas yang nggak kita disenangi ke aktivitas lainnya.
Ups, ternyata trik ini masih jitu sampe sekarang, lho! Saat emosi naik, lalu kita melakukan sesuatu yang kita senangi (main game misalnya), tanpa terasa emosi akan menurun dengan sendirinya.
Step 3: Jangan teriak.
Teriak menunjukkan kita nggak bisa mengontrol diri. Dan, teriak akan memancing kita untuk bertindak lebih ekstrem lagi. Memaki-maki misalnya. Makanya, ditahan deh.
Step 4: Hindari sentuhan fisik.
Kalo dalam kondisi emosi stabil, sentuhan fisik mungkin bisa mendatangkan perasaan seneng. Tapi kalo dalam kondisi kesel, sentuhan fisik bisa berubah jadi bogem, melempar, dan kekerasan fisik lainnya. So, kalo rasanya tangan dan kaki udah "gatel" mending diajak jalan-jalan aja. Mondar-mandir di halaman rumah kek, pergi ke mal kek….
Step 5: Tanya diri sendiri.
Ketika seseorang atau sesuatu bikin lo marah, coba tanya pada diri sendiri, "Apa perlu gue jadi suntuk sendiri dan buang-buang energi lebih banyak lagi buat ini?" Kalo jawaban lo, "Nggak!", berarti lo pinter. Tapi kalo jawaban lo, "Iya", kayaknya lo musti ngulang dari step pertama lagi deh...