Tisu merupakan salah satu barang sehari-hari yang dibutuhkan masyarakat karena memiliki banyak fungsi. Tisu juga punya banyak jenis. Ada tisu wajah, tisu toilet, bahkan tisu makanan.
Kalau bicara harga, harga tisu di pasaran tidak terlalu mahal alias masih bisa dijangkau. Tapi bagaimana dengan tisu satu ini?
Kalau di Indonesia ada kopi luwak, Tiongkok punya tisu kotoran panda. Dua-duanya diproses dari kotoran binatang. Kalau kopi luwak memanfaatkan biji kopi yang masih utuh meskipun dikonsumsi luwak, tisu kotoran panda menggunakan serat bambu yang tidak tercerna dengan baik oleh binatang berbulu hitam-putih itu.
Tisu bernama Panda Poo tersebut dipasarkan dalam waktu dekat. Setiap hari, seekor panda raksasa Tiongkok menghasilkan 50 kilogram kotoran. Bukan hanya feses, tapi juga sisa-sisa daun bambu atau serat kasar makanan utamanya yang tak habis dikunyah.
Saat mengonsumsi daun bambu, panda hanya menyerap fruktosa dan ekstrak seratnya. Sisanya dikeluarkan lewat anus atau diludahkan. ''Kandungan serat bambunya masih sangat tinggi, meskipun sudah menjadi zat yang tidak dibutuhkan panda,'' kata Pemimpin Sichuan Qianwei Fengsheng Paper Company, Yang Chaolin seperti dilansir BBC, Rabu, (20/12).
Senin (18/12), perusahaan itu meneken kontrak dengan China Conservation and Research Centre for the Giant Panda untuk memproduksi tisu Panda Poo. Guna menghasilkan tisu ramah lingkungan, para petugas di kompleks konservasi Provinsi Chengdu harus lebih dulu mengumpulkan kotoran panda dari area konservasi di Kota Dujiangyan, Wolong, dan Bifengxia.
Selanjutnya, kotoran dari tiga lokasi tersebut diproses di pabrik perusahaan Yang hingga menghasilkan tisu wajah atau facial tissue. Setelah melewati total 60 langkah produksi, sebagaimana dipaparkan Newsweek, tisu Panda Poo pun siap dipasarkan.
Sementara, satu kotak tisu dibanderol 43 yuan atau sekitar Rp 88 ribu. Harga itu memang jauh lebih mahal daripada tisu biasa. Nanti, perusahaan Yang juga mengembangkan produknya menjadi tisu toilet dan lap tangan.