Kena Ulat Bulu? Lakukan Ini untuk Mengatasi Gatalnya

Related image
Bagi Anda yang pernah kontak langsung ulat bulu, masih ingat rasanya? Kulit gatal disertai panas yang tak kunjung reda. 
Ketika berada di luar ruangan, apalagi di tempat yang cukup rimbun, tak ada yang tahu bila tiba-tiba ulat bulu menyerang. Ketika kulit kena ulat bulu, Anda mungkin langsung panik lantaran merasa geli dan takut keracunan. Ya, bulu atau duri pada ulat memang mengandung racun khusus yang digunakan untuk mempertahankan diri dari pemangsanya.
Bila ulat bulu menempel di kulit, jangan panik. Jangan juga memaksa hewan ini pergi. Lebih baik segera sorongkan selembar kertas ke arah ulat bulu lalu biarkan hewan tersebut berjalan ke arah kertas seperti disarankan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang mendalami ngengat, Hari Sutrisno.
"Jangan diteplek. Ulat bulu bisa juga diangkat menggunakan pinset," pesan Hari di media centre LIPI Jakarta pada Jumat (15/12/2017).
Bulu-bulu halus di ulat bulu amat mudah putus ujungnya. Jika masuk pori-pori kulit bisa menyebabkan rasa gatal atau panas. Maka, jangan panik malah menggosok-gosokkan bagian yang terpapar. Itu sama saja dengan menyebarkan bulu-bulu halus yang mengandung racun dan membuat gatal itu ke area lain.
Lalu apa yang harus dilakukan kalau Anda kena ulat bulu? Apakah ada cara untuk meredakan gejalanya? Simak informasi lengkapnya di bawah ini, ya.
Pertolongan pertama saat kena ulat bulu
Kalau ulat bulu tiba-tiba menempel pada kulit, jangan diambil dengan tangan telanjang! Anda juga sebaiknya tidak memukulnya selama masih ada di permukaan kulit. Memukul ulat hanya akan menyebarkan racunnya ke bagian tubuh Anda yang lain. Singkirkan atau cungkil ulat dengan kertas, ranting, atau daun.
Setelah ulat terlepas, jangan menyentuh kulit, apalagi menggaruknya. Cari selotip, lakban, atau plester bersih. Tempelkan di bagian kulit yang kena ulat dan cabut sekuatnya. Ulangi lagi beberapa kali dengan selotip yang baru. Hal ini berfungsi untuk mencabut sisa bulu atau duri ulat yang masih tertinggal di kulit Anda.
Supaya kulit benar-benar bersih dari racun ulat bulu, basuh dengan air dan sabun. Tidak perlu digosok terlalu lebar karena racunnya bisa pindah ke bagian tubuh lain. Kemudian keringkan dengan cara menepuk pelan area yang keracunan.
Gejala keracunan ulat bulu
Tak lama setelah Anda kena ulat bulu, tubuh pun mulai menunjukkan berbagai gejala keracunan. Berikut adalah tanda-tanda yang normal dan biasa muncul setelah kena serangan ulat bulu.
  • Muncul ruam atau bentol pada kulit yang keracunan
  • Kulit gatal, perih, kemerahan, dan bengkak
  • Jika bulunya masuk mata, Anda mungkin mengalami iritasi mata
  • Jika bulunya masuk saluran pernapasan, Anda mungkin jadi sulit bernapas dan batuk-batuk
  • Jika ulat bulu tertelan (biasanya pada balita), Anda mungkin muntah-muntah, iritasi mulut dan bibir, atau mengiler

Mengatasi gatal dan gejala keracunan ulat bulu lainnya

Keracunan ulat bulu bisa disembuhkan. Namun, seberapa cepat penyembuhannya bergantung pada spesies ulat, kondisi kekebalan tubuh Anda saat itu, seberapa parah kontak antara kulit dan ulat, serta penanganan yang diberikan. Berikut adalah panduan mengobati gatal dan gejala keracunan ulat bulu lainnya.
  • Kompres bagian kulit yang gatal atau sakit dengan es batu yang dibungkus kain lembut. Diamkan selama 15-20 menit. Ulangi terus setiap satu jam sampai Anda merasa lebih nyaman.
  • Oleskan losion calamine atau bedak antialergi pada area yang gatal.
  • Jangan menggaruk kulit yang gatal. Menggaruk hanya akan menimbulkan luka dan infeksi lantaran jaringan kulit Anda sedang bermasalah saat ini.
  • Minum obat alergi misalnya cetirizine dan diphenhydramine.  
  • Minum obat pereda nyeri misalnya ibuprofen atau paracetamol.

Kapan harus ke dokter?

Anda sebaiknya periksa ke dokter bila kulit yang kena ulat mulai tampak melepuh atau bernanah. Namun, kalau Anda memang merasa sangat tidak nyaman atau gejalanya cukup parah, silakan langsung ke dokter. Bila putra dan putri Anda di bawah usia dua tahun yang kena ulat, jangan memberikan obat-obatan sebelum berkonsultasi dengan dokter anak. 

close