Lebih Utama Mana yaa, Hidup Miskin atau Kaya??

Manakah Lebih Utama, Menjadi Orang Kaya atau Orang Miskin?

Bisa menjadi kaya tentu ialah harapan banyak orang. Alhasil, mereka berusaha serta berdoa pada Allah SWT agar diberi keluasan rezeki.

Namun, Rasulullah Muhammad SAW ternyata malah berdoa supaya dihidupkan serta dimatikan dalam keadaan miskin. Seperti dalam hadis yg diriwayatkan At Tirmizi.
"Ya Allah, hidupkanlah serta matikanlah saya sebagai orang miskin dan  kumpulkanlah aku  beserta orang-orang miskin"

Rasulullah tentu merupakan panutan umat Islam. Sementara banyak umat Islam ingin kaya. Lantas, mana yang lebih baik?

Dikutip dari rubrik Ubudiyah Nahdlatul Ulama, jawaban atas pertanyaan tersebut terdapat dalam kitab An Nafais Al Uluwiyah fi Masailis Shufiyyah, karya Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad.
" Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kemiskinan sebagai hiasan bagi hamba-Nya yang saleh dan mengkhususkannya bagi hamba-Nya yang beruntung, dengan syarat bahwa ujian kefakiran dari Allah Yang Maha Mulia dan Mengetahui diterimanya dengan ridha, tawakal, syukur dan sabar."

Ulama asal Hadramaut yang hidup di abad 11 Hijriyah ini berpendapat seseorang harus ridha dalam menerima keadaannya. Termasuk jika dalam keadaan fakir.
Jika sebaliknya, kefakiran yang dia alami justru semakin menjauhkan dia dari Allah SWT. Bahkan bisa menjadi musibah besar baginya.

" Akan tetapi jika kefakiran itu diterima dengan gelisah, sedih, dan tidak ridha terhadap qadha dan qadar Allah SWT, maka kefakirannya akan beralih menjadi bencana yang dapat menyeretnya kepada siksa Allah SWT. Sedangkan menurut Al-Qur’an dan Sunnah, orang fakir yang terpuji adalah yang dapat menerimanya dengan sabar, ridha, dan adab yang baik kepada Allah SWT."

close