Marilah Kita Bersihkan Hati Dengan Istighfar dan Optimisme, Setuju??

Related image
Pada tengah perjalanan mengarungi padang pasir, Rasulullah bersama para sahabat berhenti sejenak. “Cari serta kumpulkan ranting-ranting kayu.”ujar Rasulullah saw pada para sahabat.

Tentu para sahabat merasa heran, bagaimana mungkin mengumpulkan reranting kayu di tengah padang pasir.”bila mencari kayu ranting disini tentu tidak terdapat ya Rasulullah,”sahut salah satu diantara mereka.

“Cari serta kumpulkan ranting kayu.”Rasulullah saw kembali mengulang perintahnya.
“Bagaimana mungkin akan kita kumpulkan ranting kayu di padang pasir ini. Padahal pohonnya saja tidak tumbuh di sini.”

“Cari dan kumpulkan ranting kayu .”Lagi-lagi Rasulullah saw mengulang perintahnya.
Para sahabat pun mengais-ngais pasir ke sana kemari. Ada satu dua yang ditemukan dan dikumpulkan. Tampaknya angina menerbangkan reranting itu dari tempat yang jauh. setelah beberapa waktu mencari, ternyata ranting kayu bisa terkumpul banyak. Tak disangka.

“Wahai sahabat, berkumpulah kemari.”Seru Rasulullah saw memanggil.

Para sahabat pun berkumpul mendekat dan siap mendengar intruksi atau apa pun itu yang dikatakan dan diperintahkan Rasulullah saw.

“Seperti inilah dosa-dosamu setiap hari. Sepertinya terlihat tidak ada, padahal kelak dihadapan Allah swt ternyata terkumpul banyak.

Para sahabat terhenyak. Kini mereka paham maksud perintah Rasulullah saw tersebut.
Ada dua pelajaran yang bisa kita ambil dari riwayat tersebut.

Yang pertama, hendaknya kita harus selalu hati-hati terhadap dosa. Oleh karena itu, siapa pun kita, harus selalu berishtighfar dan memohon ampun kepada Allah terhadap dosa-dosa yang telah kita lakukan. Baik dosa yang kita sadari atau dosa yang tidak kita sadari.

Sahabat, kadang kita merasa bersih dari dosa dan merasa cukup dengan ibadah-ibadah yang telah kita lakukan. Tapi siapa yang tahu ada dosa yang tersembunyi yang tidak kita sadari, atau ada dosa yang terlewat dari taubat.

Atau mungkin kita merasa bahwa selama dosa-dosa besar tidak kita lakukan, maka dosa kecil akan mudah terhapus dengan amalan-amalan kita. tapi siapa yang tahu jika ternyata dosa-dosa kecil yang kita ‘dawamkan’ menumpuk sehingga menjadi dosa yang besar di hadapan Allah. Ya, seperti reranting kayu yang dikumpulkan para sahabat setelah mengais-ngais pasir, sebagaimana disebutkan tadi.

Pelajaran lain yang dapat kita tangkap, hendaknya kita jangan berkeluh kesah sebelum mencoba sesuatu yang seharusnya kita kerjakan. Mungkin saja kita melihat itu sulit, itu mustahil, itu tidak mungkin dilakukan karena berbagai alasan yang melatar belakanginya.

Kita berkeluh kesah, tapi belum mencobanya. Cobalah untuk memulai, barulah berkomentar dan mengambil kesimpulan. Jika memang sulit, alangkah lebih baiknya kembali memulai atau mengakali kenapa bisa sulit? Apa yang harus dilakukan sehingga berhasil.

Oleh karena itu, hendaknya kita selalu optimis dan yakin bahwa tidak ada yang tidak mungkin selama kita mencobanya.

Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha, begitu kata pepatah. Karena sejatinya, hukum sebab akibat itu ada. Kegagalan dan keberhasilan itu tergantung dari ikhtiar, tekad, kesabaran dan keyakinan. Tentunya dibarengi dengan ketawakalan kepada Allah.

Demikian. Semoga bermanfaat...

close