Seperti Apa Kedudukan Manusia Dalam Pandangan Setan? Waspadai Posisi yang Kedua



Wahab bin Munabbih rahimahullahu Ta’ala menyampaikan kisah yang dinisbatkan kepada Nabi Yahya bin Zakariya ‘Alaihimas salam. Saat itu, Nabi Yahya bertemu dengan iblis terlaknat.
“Beritahukan kepadaku, hai Iblis, bagaimana kedudukan manusia dalam pandangan kalian?” kata Nabi Yahya.
Iblis lalu menyebutkan tiga golongan manusia dalam pandangan mereka. Dari tiga golongan ini, jangan sampai menjadi golongan kedua.

Ma’shum

Iblis menyatakan, golongan pertama adalah ma’shum. Yang berada dalam golongan ini adalah para Nabi dan Rasul yang terjaga dari dosa masa depan dan diampuni dosa masa lalunya.
Iblis menegaskan, “Kami tidak bisa berbuat apa-apa terhadap mereka (golongan ma’shum).”

Bola di Tangan Anak Kecil

Inilah golongan manusia paling buruk, tetapi paling digemari oleh iblis terlaknat. Mereka mengibaratkan manusia sebagai bola kecil yang berada di tangan anak kecil.
Selayaknya bola yang bisa dimainkan dengan sangat bebas seorang anak kecil, begitu pula yang bisa dilakukan oleh setan terlaknat. Setan bebas mempermainkan mereka. Mereka berada dalam kendali setan yang dilaknat di dunia sampai Kiamat dan kelak mendekam di dasar neraka jahannam.
Hal ini terjadi lantaran manusia mengikuti nafsu dan mengabaikan potensi ruh dan fikiran serta jasad yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepadanya. Andai mereka mengoptimalkan ketiga potensi tersebut, amat nyatalah tipu daya yang digencarkan oleh setan la’natullahi ‘alaih sehingga mereka tak akan terjerumus.

Mayoritas Manusia

Golongan terbanyak ini memiliki peluang yang lebih baik dari golongan kedua. Mereka sempat terjerumus dan mengikuti godaan setan, tetapi lekas bertaubat. Mereka sempat keliru, tetapi bergegas sadar, menyesali salahnya, lalu meminta ampun kepada Allah Ta’ala dan sibuk dalam ketaatan kepada-Nya.
Golongan ini menjadi incaran setan, agar mereka menjadi bola di tangan anak kecil yang bebas dimainkan. Setan tidak akan tinggal diam, setan akan terus mengerahkan tipu dayanya demi menjerumuskan golongan ini menjadi golongan kedua.
Saat golongan ini sadari dosa lalu bertaubat, setan amat bersedih. Tetapi, setan tak pernah putus asa untuk senantiasa menjerumuskan golongan ini menuju lembah maksiat dan dosa yang ujungnya siksa neraka.
Karena setan tak pernah putus asa dalam menggoda, tetaplah bertahan, bersiap-siaga, dan senantiasalah memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala.
close