Masya Allah, 3 Pria Kembar Berwajah Tampan ini Semuanya Penghafal Al-Qur'an


Image result for Masya Allah, 3 Pria Kembar Berwajah Tampan ini Semuanya Penghafal Al-Qur'an
Sudah lewat tengah malam. Jarum jam terus berderap. Pukul dua dini hari. Ditemani cahaya lampu berpenerangan rendah, mata tiga pemuda kembar itu tetap terjaga.

Ketiganya tampak menarik napas sejenak. Mereka duduk bersila. Kepalanya tertunduk. Sorot matanya fokus. Menatap sebuah Alquran kecil terbuka yang diletakkan di kedua tangan.

Lalu mereka pun mulai mengaji. Suaranya begitu merdu dan menggetarkan hati hingga ke relung jiwa. Rasa kantuk mulai menyerang. Mata sudah berkabut. Tapi semua itu mereka lawan demi menghafal setiap ayat di Alquran.

Ketiga saudara kembar berwajah tampan itu adalah Abdul Hannan Jamaluddin, Abdul Mannan Jamaluddin, dan Abdul Ihsan Jamaluddin. Mereka tengah menyelesaikan target yang 'meleset'. Mestinya hafalan 30 juz Alquran selesai dalam tempo 6 bulan, tapi tak kesampaian. Target pun direvisi jadi setahun.

Tidak patah arang. Ketiganya makin tekun berlatih. Di Pondok Pesantren Daarul Quran milik Ustaz Yusuf Mansyur, saban hari mereka harus menghafal minimal dua lembar Quran. Dari jam 2 dini hari hingga 10 malam. Lumayan berat memang.

Tanpa harus menunggu hingga setahun. Di bulan kesembilan satu per satu dari mereka di wisuda. Hafalan 30 juz sudah di luar kepala. Beberapa surat dari juz yang berbeda bisa dilibas dengan aman saat ujian terakhir. Sama sekali tidak kesulitan.

Uniknya, hafalan 30 juz itu mereka selesaikan sesuai urutan lahir. Yang pertama hafal adalah sang kakak Hanan. Seminggu berselang Mannan dan setelah itu Ihsan.

Sejak itu kisah perjuangan mereka menjadi viral di sosial media. Menyebar bak wadah. Kemampuan ajaib si kembar tiga rupanya 'menyihir' netizen.

Banyak orang makin penasaran dengan kemampuan ketiganya yang lahir hanya beda semenit di Batam, 11 Juni 1997. Para orangtua pun bahkan ingin anaknya seperti Hannan, Mannan dan Ihsan. Lalu apa rahasianya?

"Ini karena karunia dari Allah SWT yang menjadikan kami bisa hafal Alquran dalam waktu 9 bulan. Motivasi kami bertiga menjadi penghafal Alquran itu cuma satu, orangtua," kata Ihsan saat menerima kunjungan Dream di rumah kontrakan ayah dan ibunya, Perum Griya Bekasi Permai, Desa Telajung, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Senin kemarin 7 Desember 2015.

Kebetulan hari itu, si kembar tengah tidak ada kegiatan. Di rumah ruang tamu berukuran 3x3 meter rumah tipe 45, ketiganya bercerita mengenai perkenalannya dengan Alquran sampai 'jatuh bangun' menjadi hafiz.

Sekadar diketahui, untuk membedakan mereka itu ternyata tidak sulit. Mannan, si tengah, agak lebih kecil postur tubuhnya, Ihsan ‘bungsu’ bertahi lalat dan Hannan posturnya agak gede karena paling senior dari tiga kembar tersebut.


"Alhamdulillah, kami bertiga sudah khatam hafalan Qur’an 30 Juz, adik-adik kami juga sudah mulai menghafal, ada yang 3 juz dan ada yang baru 1 Juz," ungkap Hannan, anak kedua dari delapan bersaudara itu.

Diakui Hannan, mereka memang berasal dari keluarga penghafal Qur’an yang juga mempunyai lembaga Tahfidz di Bekasi. Harapan mereka, saat ini generasi muda dapat lebih dekat dengan Al-Qur’an, karena pemuda sudah banyak dijajah dari segi moral dan lainnya. Mereka berharap, dengan Al-Qur’an kita dapat membentengi diri dari hal tersebut.

Digembleng

Semangat mereka mempelajari Alquran menyala berkat motivasi sang ayah, Agus Jamaluddin. Namun, alasan lain sesungguhnya mereka dapatkan saat memutuskan menjadi hafiz.

"Semua ini untuk Ibu (Sukrimiyati) karena telah berkorban dengan mengandung kita selama 7 bulan. Itu bukan hal yang mudah. Kami enggak akan bisa membalas jasa-jasanya orangtua, apalagi ibu," ujar Ikhsan yang mewakili dua saudaranya.

Kata Ikhsan melanjutkan, sebagai anak mereka ingin memuliakan orangtua di akhirat nanti. Dengan belajar Alquran, dalam hadist disebutkan; "Orangtua akan dipakaikan mahkota yang sinarnya terbuat dari sinar matahari yang begitu terang."

Mereka awalnya dikenalkan Iqra terlebih dahulu sewaktu di Taman Kanak-Kanak. Kemudian setelah paham baru belajar Alquran.Sejak dibangku Sekolah Dasar, dua juz mereka hafalkan.

Namun saat menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di Pondok Pesatren Al-Mukmin, Sukoharjo, hafalan mereka sempat lambat. Selama setahun cuma dapat menghafal 1 juz.

"Waktu di pondok kendalanya kami enggak bisa fokus. Jadi, kami hanya bisa menghafal di jam-jam khusus," kata Mannan menimpali.

Tak lama di pesantren itu mereka hijrah ke Pondok Pesantren Daarul Quran milik Ustaz Yusuf Mansyur. Atas bantuan ustaz Yusuf, mereka dijadikan anak.

"Kami kemudian tinggal di rumah Ayah Yusuf Mansyur. Kami enggak di pondok pesantrennya. Di rumah Ayah, kami mengikuti peraturan yang dibuatnya," tutur Hannan gantian bercerita.

Di sana mereka digembleng. Diharuskan menghafal 30 juz Alquran selama 6 bulan. Sayang, ketiganya tak dapat menyelesaikan target itu.

"Akhirnya kami ditargetkan selama setahun. Alhamdulillah, berkat karunia Allah hafalan kami dipercepat menjadi 9 bulan," kata Hannan mengingat.

Selama proses menghafal, ustaz YM bersikap sifat tegas terhadap ketiganya. Sang ustaz melecut agar hafalannya benar, tidak salah-salah.

Ketiganya rupanya punya resep alias metode berbeda untuk menghafal. Tidak dengan menghafal namun membaca!

Ihsan meyakini otak setiap orang berbeda-beda, ada yang perlu membaca 20 kali, ada yang punya kemampuan 40 kali atau 60 kali bahkan ada yang 80 kali mengulang per ayat.

"Jika diulang dengan sendirinya akan hafal. Seperti perumpaan orang yang bolak-balik pada suatu tempat, tentu akan lebih hafal 60 kali dibanding yang hanya bolak-balik sebanyak 40 kali," ujar dia.

Rata-rata mereka menghafal satu halaman setengah jam. Jika kurang 'nempel' ditambahkan lagi. Mereka mencontohkan, misalnya Yaa Siin 60 kali, wal qur’aanil hakiim itu 60 kali.

Meski tak dipungkiri rasa malas sering dirasakan ketiganya selama proses belajar menghafal Alquran. Namun yang terpenting kata mereka, jika sudah lelah sebaiknya jangan diporsir, karena tubuh juga perlu istirahat. "Jika sudah cape dipaksa, nanti akan membuat kita menjadi malas".
Tantangan Besar

Setelah mampu menghafal 30 juz, si kembar tiga kini dihadapi tantangan besar. Menjaga hafalan tetap menempel dalam ingatan di tengah kesibukan mereka yang kian padat. Ya, tak cuma berdakwah, mereka juga mulai akrab dengan layar lebar.

"Kami sempat diajak bermain film Tausiyah Cinta. Dan saat ini kami juga sedang dalam proses produksi menyelesaikan sebuah film yang diangkat dari novel berjudul 'Bidadari Bersayap Pelangi'," kata Ihsan.

Bahkan, kini mereka juga sedang menulis novel serta mempersiapkan album nasyid. Di tengah jadwal padat, mereka memerlukan peran sang Abah, Agus. Bak seorang manajer, Agus selalu mengatur jadwal kegiatan ketiga pemuda kembar.

Pria yang berprofesi herbalis ini juga selalu mengingatkan ketiga putranya untuk selalu menyempatkan dan mengingat kembali hafalan Quran.

"Saya selalu meminta mereka untuk menyempatkan diri mendengarkan mp3 murrotal. Selain itu, sebisa mungkin menuntaskan sehari satu juz," jelas Agus.

Menurut Agus, menjadikan anak-anaknya dekat dengan Alquran bukan perkara mudah. Sebab, selain memintanya, proses menghafal harus dimulai dari diri sang anak.

"Orangtua harus menjadi contoh, memberi contoh dan bertanya pada diri sendiri apa patut untuk dicontoh," ungkapnya.

Dalam keseharian, ia pun selalu memutar murrotal Alquran setiap ada waktu luang, terutama malam hari sewaktu tidur. Fungsinya, agar keluarganya terus mengisi tiap waktu dengan lantunan ayat suci Alquran.

Harapan Hannan, Mannan dan Ihsan membahagiakan orangtua terus terjaga. Keinginan mulia mereka tak muluk. Berbekal Alquran yang dipelajari, ketiganya ingin jadi penerang sang ayah dan ibu di akhirat kelak. Amin.

Selain hafidz Qur'an, untuk merambah dakwah di kalangan generasi muda, kembar tiga bersaudara ini membentuk grup Nasyid yang diberi nama "HAMANIS" singkatan dari "Hannan, Mannan, Ihsan".
.
“Hamanis itu sendiri merupakan singkatan dari nama kami bertiga, Hannan, Mannan, Ihsan,” ujar Hannan, kakak tertua dari trio kembar tersebut.
.
Hannan bercerita, awalnya mengapa grup nasyid asal Bekasi ini terbentuk ialah, mereka mempunyai impian saat kecil yang sama, yaitu memilik grup Nasyid sendiri. “Terinspirasi dari Ayah, karena Ayah (Agus Jamaluddin) pernah jadi anggota grup nasyid Raihan,” terang Hannan. Grup nasyid ketiga anak muda tersebut berdiri sejak 2012.
.
Saat ini, Hamanis masih rutin melakukan roadshow ke sekolah, kampus dan pesantren untuk sekaligus memotivasi para remaja. Fanpage Hamanis dapat ditemui di @Kembar3HMI di twitter dan instagram.
.
Semoga menjadi inspirasi bagi kita semua, dan berlomba-lomba mencetak hafiz Al-Quran di lingkungan kita masing-masing. .

Sumber
close