Yuuukkk Kita Intip Isi Dibalik Kandungan Surat Al ‘Ashr

kandungan makna surat an nashr

Pernahkah mendengar sebuah pernyataan bahwa orang pintar kalah dengan orang yang beruntung? Kepintaran seseorang tak akan pernah berfungsi bila ia tidak memiliki keberuntungan. Sedang keberuntungan lebih sering tercipta karena adanya kesempatan.  
Banyak orang pintar yang ‘maaf’ belum dapat melihat kesempatan dengan kepintaran yang dimilikinya. Maka hasilnya, ia tidak akan pernah bisa mengoptimalkan kekuatan yang ada di dalam otaknya.
Uniknya, konsep manusia beruntung tidak hanya ada di dalam mitos saja. Al-Quran pun menjelaskan bahwa beberapa ciri orang yang beruntung. Seperti firman Allah SWT:
”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al ‘Ashr).
Surat di atas memang sudah tidak asing lagi terdengar. Banyak yang menghafal namun tidak banyak yang mengerti maksud dari surat tersebut. Sampai-sampai Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata,
“Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka.” [Tafsir Ibnu Katsir 8/499].
Inti dari isi surat tersebut adalah:
  1. Beriman. Seseorang dapat dikatakan beriman apabila ia mengucapkan dengan lisan, mengamalkan dengan seluruh anggota tubuh dengan amal perbuatannya.  Tidak diterima ibadah seseorang apabila ia tidak menjalankan kewajibannya kepada Allah SWT.
  2. Mengerjakan amal saleh tanpa pamrih sedikitpun.
  3. Saling menasehati supaya menaati kebenaran. Hal ini mengingatkan bahwa sifat alami manusia adalah pelupa akan segala hal. maka, akan menjadi pahala bila sesama muslim saling mengingatkan apa yang baik dan apa yang buruk.
  4. Saling menasehati supaya menetapi kesabaran. Konteks ini berkesinambungan dengan sebuah kesabaran. Allah SWT berfirman:
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong mu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah [2] : 45-46).
Terakhir, keberuntungan seseorang dapat pula tercipta dengan seringnya ia beribadah dan memohon segala sesuatunya kepada Allah SWT dan bukan dengan yang lain.
Semoga bermanfaat.
close