Harus Tahu! Ayah Ibu, Bacalah! 6 Hal yang Anak Rasakan Ketika Orangtua Bertengkar

Image result for yang Anak Rasakan Ketika Orangtua Bertengkar
Konflik di dalam hubungan tentu bisa terjadi dengan beragam intensitas. Pertengkaran kecil maupun besar bisa terjadi dan mau tidak mau, sengaja atau tidak sengaja, anak seringkali terlibat di dalamnya.

Pernikahan bukan sebatas menyatukan dua insan, tetapi juga sekolah kehidupan untuk memahami anak dan pasangan. Tak jarang kerikil dalam rumah tangga sering menghantui. Mulai dari keadaan ekonomi, perselisihan antara suami istri, dan persoalan lainnya yang mengundang pertengkaran.

1. Tidak Ada Anak yang Ingin Terlahir Dari Keluarga yang Tidak Harmonis.
Tak ada suami istri yang tidak pernah bertengkar. Sayangnya tak banyak orangtua yang tahu bahwa pertengkaran berakibat buruk pada anak. Bagimanapun juga, tidak ada anak yang ingin keluarga yang tidak harmonis.

2. Di Saat Seharusnya Kamu Bermain, Kamu Malah Dihujani Pertengkaran Orangtua.
Bermain adalah momen penting dalam dunia anak. Tanya saja pada anak-anak. Tak ada yang lebih mereka senangi selain bermain. Tetapi tidak untuk anak yang tumbuh di tengah prahara orangtua.
Di usia yang masih sangat muda, mereka dihujani hujatan antara sesama orang dewasa. Pertengkaran di depan mata, menjadi potongan-potongan kecil yang tersimpan di benak mereka.

3. Tak Jarang Kamu Berkecil Hati, Melihat Keluarga Temanmu yang Lebih Bahagia.
Meskipun masih muda, kamu sudah punya gambaran tentang keluarga yang bahagia. Disiapkan bekal makan siang, dijemput setelah pulang sekolah, ditemani mengerjakan pekerjaan rumah, dan didengarkan jika ingin bercerita, begitu gambaran yang kamu lihat dari kehidupan temanmu. Kamu tidak iri, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa kamu berkecil hati.

4. Seiring Berjalannya Waktu, Tumbuh Kembangmu Menjadi Terganggu.
Akhirnya kamu menjadi terbiasa pada ketidakharmonisan keluarga. Seiring berjalannya waktu, banyak hal yang kamu lewati tanpa bimbingan orangtua. Tidak ada kata manja dalam kamus hidupmu. Kamu menyelesaikan sendiri setiap permasalahan yang menghampirimu.

Bukan kamu tidak ingin berbagi. Hanya saja kamu tidak ingin menambah beban orangtua. Tanpa sadar, kamu tumbuh menjadi anak yang mandiri dan penyendiri. Kadang kala kamu juga merasa kalut dan takut.

Tak jarang kamu mencari perhatian dari lingkungan sekitar, hingga orang lain salah mengartikan bahwa kamu adalah anak nakal.

5. Karena Pertengkaran Orangtua Menjadi Makanan Sehari-Hari, Menjadi Cepat Dewasa Adalah Sesuatu yang Tidak Bisa Dihindari.
Kamu mungkin saja mengerti, jika pertengkaran orangtua sebagai tanda bahwa keluargamu sedang ada masalah. Tetapi kamu belum cukup bijaksana untuk mencerna semuanya. Jika diibaratkan, kondisi rumah adalah sebuah buku yang rusak. Buku itu rusak sebelum kamu sempat menuliskan apapun di dalamnya.

Tubuhmu membuat pertahanan diri secara alami, kamu berusaha untuk menutupi luka, meskipun luka itu tak kan bisa sembuh seutuhnya. Lambat laun, secara psikologi kamu sudah berbeda dari anak seusiamu. Karena alam bawah sadarmu merekam jelas setiap kejadian, dewasa secara pemikiran menjadi tak terhindarkan.

6. Daripada Menyalahkan Keadaan, Kamu Lebih Memilih Berdamai dengan Kehidupan.
Tak ada gunanya menyesali apa yang terjadi. Nyatanya kehidupan harus tetap dilanjutkan. Daripada menyalahkan keadaan, kamu lebih memilih berdamai dengan kehidupan.

Tak lupa untuk mengambil pelajaran dari setiap kejadian, bahwa luka di masa lalu bisa saja suram dan menakutkan, tetapi untuk mencerahkan masa depan adalah tanggung jawab diri sendiri.

Kamu tahu bagaimana rasanya menjadi anak yang tumbuh dari ketidakharmonisan keluarga. Tentunya kamu tidak ingin anakmu kelak merasakan hal yang sama. Jadilah orang tua yang tahu “Bagaimana caranya menjadi orangtua.”

close