Kerja lembur terkadang merupakan hal yang penting dilakukan untuk mempercepat terselesainya pekerjaan. Di Jepang, lembur menjadi salah satu bagian dari budaya kerja. Selain pekerjaan cepat selesai, lembur juga memiliki sejumlah dampak negatif.
Sebuah perusahaan Jepang punya cara unik untuk mendorong karyawannya pulang tepat waktu. Mereka menggunakan pesawat nirawak (drone) untuk “ mengusir” karyawan yang enggan meninggalkan kantor.
Dikutip dari Independent, Selasa 12 Desember 2017, drone ini akan melayang-layang di meja karyawan yang ogah pulang. Selain itu, pesawat ini akan menyetel lagu dengan lagu Auld Lang Syne yang biasa digunakan oleh pertokoan di Jepang sebagai peringatan mereka siap-siap tutup.
Perusahaan yang menggunakan cara nyentrik ini adalah Tasei, perusahaan konstruksi Jepang.
Drone yang digunakan untuk mencegah karyawan lembur, diberi nama T-Friend.
Drone otomatis ini diproduksi oleh Blue Innovation dan perusahaan telekomunikasi NTT East. Tasei akan “ mempekerjakan” drone ini untuk berpatroli di kantor per April tahun depan.
“ T-Frien tak hanya memperkuat keamanan kantor ketika malam hari, tetapi juga mendorong karyawan pulang tepat waktu,” tulis perusahaan.
Tasei mengatakan patroli dengan pesawat nirawak ini tak hanya mendorong kebiasaan kerja yang sehat, tetapi juga memperkuat sistem keamanan internal.
Namun, penggunaan pesawat nirawak ini dikritisi oleh sejumlah pakar di Jepang. Mereka meragukan kemampuan drone untuk mencegah karyawan lembur.
Profesior sosiologi di Osaka University, Scott North, mengatakan drone memang bisa mendorong karyawan pulang cepat. Tetapi, karyawan itu akan mengerjakan pekerjaannya sebagai PR jika belum selesai.
“ Untuk memangkas jam lembur, perusahaan perlu mengurangi beban kerja, seperti tugas-tugas yang tak perlu kompetisi kerja yang biasa dilakukan perusahaan,” kata North.