Ketahuilah..... 4 Tipe Stres yang Dialami Millennial Saat Bekerja & Cara Mengatasinya


Related image
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.

Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Deloitte Greenhouse mengenai tingkat stres terhadap 2725 pekerja, memberikan hasil bahwa millennial, generasi yang lahir diantara tahun 1981 - 1997, adalah generasi dengan tingkat stres tertinggi. Disusul kemudian oleh Gen X dan Baby Boomers. Gak heran jika millennial memiliki tekanan untuk membuktikan eksistensi terhadap role yang mereka jalani, karena mereka dikenal sebagai generasi yang kreatif dan produktif.

IDN Media sebagai perusahaan dengan mayoritas pegawainya millennial, memiliki core value untuk menjaga produktivitas pegawainya. Pada November lalu, IDN Media mengadakan Stress Management Training dengan mengundang pembicara Audya Medina, S.Psi, M.M, Senior Consultant dari Mercer Indonesia. 

Ada 4 kategori stres yag dijelaskan Audya pada sesi training, apa saja itu?

1. Time Stress
Stres ini timbul karena adanya kekhawatiran akan jumlah aktivitas yang harus diselesaikan dan ketakutan untuk gagal.

2. Anticipatory Stress
Berbeda dengan time Stress, anticipatory stress merupakan kekhawatiran yang timbul sebelum sesuatu itu terjadi.

3. Situational Stress
Jika kamu sering mengalami kekhawatiran hebat saat berada dalam situasi yang tidak terkontrol atau dalam keadaan emergency berarti kamu mengidap situational stress.

4. Encounter Stress
Sedangkan encounter stress adalah kekhawatiran ketika harus berhadapan dengan seseorang yang tidak disukai atau unpredictable.

Biasanya jika kamu mengalami stres, kamu akan merasakan tanda-tanda ini. Sakit kepala berkepanjangan, berkeringat, sakit di daerah perut, merasa mual, panik, insomnia dan susah untuk konsentrasi. Gejala yang dihadapi pada masing-masing orang bisa berbeda. Namun kamu gak perlu khawatir, kamu bisa lakukan cara ini untuk menghadapi stres.

Problem-Focused Coping
Metode satu ini mengatasi stres dengan cara fokus pada tujuan dari suatu pekerjaan. Hal ini melibatkan kemampuan time management serta problem solving yang baik.

Emotion-Focused Coping
Sedangkan emotion-focused coping adalah cara mengatasi stres dengan menghilangkan perasaan negatif seseorang. Teknik ini bisa dilakukan dengan cara Random Acts of Kindness (melakukan kebaikan kepada orang lain dengan tulus), Mindfulness (memahami suatu tujuan, membuka pikiran dan semangat pada setiap pekerjaan) atau More Exercise (latihan fisik atau olahraga).

Nah dengan menerapkan cara tersebut, diharapkan kita dapat meningkatkan mood, menjaga parasaan bahagia yang akan berdampak pada produktivitas. Pada akhirnya, bukan panjangnya waktu kerja, atau jumlah project yang diambil, melainkan kebahagiaan pegawai yang menjadi fondasi keberhasilan suatu perusahaan.

close